Thursday, September 15, 2005


 Posted by Picasa

 Posted by Picasa

CAMER & CAMAN.

Ada seorang cowok udah mau kawin, he got nothing to complain about ceweknya.... cantik, pintar, kaya, pokoknya kalau dia kawin, jadi perkawinan ideal deh....cuman, ada satu problem....calon ibu mertuanya lebih cantik dari anaknya dan geniittt banget......tiap dia main kerumah ceweknya, si calon mertuanya itu pasti lenggak lenggok lewat sambil memamerkan gerakan tubuh yang aduhai......
Suatu hari dia diundang makan malam ke rumah ceweknya....begitu dateng, yang menyambut si ibu camer ini, si camer bilang kalau suami sama anaknya lagi keluar rumah dan baru balik satu jam lagi.....pokoknya si ibu camer ini secara explisit mengajak cowok ini untuk bercinta.... katanya mumpung kamu belom kawin......
Akhirnya si ibu ngasih ultimatum.....silahkan pikirkan dan decide sendiri....kalau kamu mau, I'll be waiting in the bedroom upstairs...tapi kalau kamu nggak mau, you know where the door is......, abis bilang gitu, si ibu berlenggak lenggok ke atas sambil melemparkan senyum genit....
Lama si cowok termenung... akhirnya dengan langkah gontai dia buka pintu dan keluar rumah....ternyata.. begitu melewati pintu, si calon bapak mertuanya udah menunggu diluar dengan air mata haru....dia dipeluk sama si bapak sambil bilang....welcome to the family...it's a little test that we do....we want to know what kind of person our daughter will be marrying to....katanya gitu......
do you know the morale of this story?????
*always keep your condom in your car*
he...he..he....padahal si cowok sebenarnya cuman mau ngambil kondom dulu ke mobilnya.....

Monday, September 12, 2005


 Posted by Picasa

 Posted by Picasa

 Posted by Picasa

Wortel, Telur & Kopi.

Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru. Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api. Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir.
Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api. Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.
Lalu ia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kau lihat ,nak?" "Wortel, telur, dan kopi" jawab si anak.. Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelahmembuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras. Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anakbertanya, "Apa arti semua ini, Ayah?" Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi kesulitan yang sama, perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.
Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus,wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah.Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras.Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut. "Kamu termasuk yang mana?," tanya ayahnya."Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?"
Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.
Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?
Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat. Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.